Wednesday, May 20, 2009

Love Letter from A Friend Part 2

Hmm, gw sebenernya bingung kalo disuruh mengkritik orang, Dil..
Tapi mungkin ini room of improvement yaa, hehehe..

Mungkin lo sebaiknya lebih santai dalam menghadapi sesuatu, gak usah terlalu dipikiriin bgt..soalnya belom tentu orang2 yang lo pikirin juga melakukan hal yang sama dengan lo, hehe..

Trus apa ya? mungkin lebih percaya diri aja..mungkin lo agak minder karena fisik lo, gw juga kok, Dil..makin lama makin gak enak kalodenger orang ngomong fisik, hehehe *peace yaa..tapi itu jangan dijadikan hal yang membuat depresi, jadikan motivasi aja yuk buat diet :D tapi tujuan utamanya buat kesehatan, bukan demi menyenangkan orang2 itu, hehehe..

Hmm, terakhir, percaya aja lah kalau jodoh kita tuh udah ditulis di Lauhuf Mahfuz bahkan sebelum dunia ini diciptakan..jadi gak usah takut, insya Allah nanti juga ketemu kalau memang bukan yang sekarangkita sukai..semangat yaa! Asal mau usaha aja kali, hehe..


At the end of the day, it's still mind over matter, Dil..if you don't mind, it doesn't matter :p

Tuesday, May 19, 2009

Love Letter from A Friend

Dear All,

just a little something that I got from a friend when I asked her to write something for me

as a self-introspection tool :)
Dear Dilla,
Sometimes you're such as fire, but in another time, you're such as water.Terkadang kamu suka memendam emosi-mu dan membiarkannya tinggal di dasar hatimu. Sampai pada suatu saatnya tiba, perasaan-perasaan yang sudah tertanam itu meledak dan meluap membanjiri nafsu. Walaupun sekarang sudah sangat jarang mendengar maupun melihat Dilla seperti api, namun sebaiknya emosi-emosi tersebut jangan dipendam atau dilampiaskan.

Terimalah emosi dan perasaan itu, Dil.. jika kamu marah, sedih, bahagia, ataupun kecewa. Terima.. dan izinkahlah masuk ke relung hatimu. Biarkan kamu mengakui, bahwa kamu merasa cemas, takut, senang ataupun ragu. Lalu, lepaskan..lepaskanlah, dengan cara menyelami emosi tersebut. Terus ke dasar laut, melesat bagaikan komet ke luar angkasa, jatuh ke dalam jurang hati yang dalaaamm sekali, sampai kamu kehilangan daya dan upaya untuk menahannya. Lihatlah, apa masih ada sisa2 emosi tersebut. Jika ada, carilah dan lepaskanlah sampai tidak ada yang tersisa.Barulah, kau bisa menarik nafas sedalam-dalamnya, ber-istighfar sambil mensyukuri segala nikmat-Nya atas emosi2 dan kondisi2 mu.

Well... mungkin selama ini kau tertawa, but it's not your heart that laugh. Mungkin selama ini kau terlihat murung, tetapi your heart is grateful. Hard to guess..hehehhe... maybe when you answered FINE, it means: Feeling Inside Not Expressed...hehehe.. but it's OK.

Maybe, u'r identic to CHAOS, hihihihi.... from hi-school ampe skrng kayaknya 1 hal yg gak berubah adalah ke-chaos-an dan ke-random-an mu. Loker pas SMA, saat dibuka sudah tidak bisa lagi menampung isi2 di dalamnya, brruuukkk.... isinya segala rupa ada, rame, dan yah.. tidak teratur ^^; . Mungkin sampai saat ini, sudah terbiasa dengan ketidakteraturan, dengan ini-itu di sana-sini.

Tetapi sesuai teori Chaos; bahwa CHAOS itu hanya perlu DIALAMI dan DIAKUI, dan nantinya akan berjalan sesuai keteraturannya sendiri. Mungkin juga berlaku denganmu, bahwa sikap dan kondisi mu yg Chaos, juga perlu diakui dan dialami, dirasakan, sebenarnya enak gak sih dengan kondisi tersebut? nyaman gak sih? Nantinya, tinggal proses waktu, Dilla juga akan teratur dan tidak berantakan versi-nya sendiri ^^;

Always get up with your cheerful heart, dilla.. semangat, lalu ambil wudhu saat matahari belum menyapa. Air tersebut akan membuat lebih segar dan tenang sebelum Dilla berangkat kantor dengan gembira.

If you wish for approval; ada baiknya untuk menyingkirkan rasa kuatir. Khawatir bahwa bos mikir ini-itu, teman2 kantor beranggapan ini-itu, dia lebih baik, bagus, dsb daripada saya... Manusia memang selalu meminta untuk disetujui, diakui, dilihat, bahwa, "ini lho saya! Hebat gk?". Memang kita juga harus akui rasa tersebut, tapi sekali lagi, cobalah untuk melepaskan. Kita harus terima apa-pun diri kita... karena manusia udah diciptakan dengan sebaik2nya...