Assalamualaikum,
got a mail from pasarbuku mailing list regarding GPU's new released books. Pleasantly surprised to find out that NH Dini managed to finished another book from her autobiographical series!
I always love her writings, it's so full of personality and over-the-top life experiences. She's a perfect combination of a traditional Javanese woman, a dedicated mother and a prolific writer, as well as a real feminist.
Here is the synopsis:
ARGENTEUIL HIDUP MEMISAHKAN DIRI
Argenteuil, sebuah kota kecil di tepian Sungai Seine, kira-kira 10 km barat laut Paris. Ke sanalah Dini pindah setelah suaminya berangkat ke Amerika Serikat untuk menjadi Konsul Jenderal Prancis di Detroit. Padang ikut ayahnya, sementara Lintang meneruskan tinggal di asrama sekolah sampai menamatkan pendidikan menengahnya.
Sambil menunggu perceraian resmi yang proses pengurusannya memakan waktu 4-6 tahun, ia memilih hidup memisahkan diri dari suami dan anak-anaknya. Meski demikian, ia bersyukur karena Lintang dan Padang mendukung keputusannya dan secara batin tetap dekat dengannya.
Di Argenteuil, Dini menjalani hari-hari yang tenang dengan bekerja sebagai dame de compagnie - wanita pendamping bagi Tuan Willm, seorang pria tua berusia tujuh puluhan yang hidup seorang diri di rumah kuno berlantai empat dan pernah menjadi tempat tinggal Karl Marx. Tugas Dini adalah merawat dan menjadi teman berbincang bagi Tuan Willm. Di saat-saat senggang, ia terus menekuni kegemarannya menulis dan berkebun.
Hari-harinya yang tenang terusik ketika ia menerima undangan dari Angele - kakak Sang Kapten - untuk berkunjung ke tanah pertanian tempat kekasihnya itu dilahirkan ...
No comments:
Post a Comment