For poetry makes nothing happen: it survives
In the valley of its making where executives
Would never want to tamper, flows on south
From ranches of isolation and the busy griefs,
Raw towns that we believe and die in; it survives,
A way of happening, a mouth.
(In Memory of W. B. Yeats
by W. H. Auden)
RATAPAN SEORANG KORBAN PHK KEPADA ANAKNYA
Hari ini aku tak bekerja
Kuajak anakku bicara
Terdiam, terkantuk ia dalam buaian
Tak membantah, tak juga mengiakan
Hari ini Bapak tak bekerja, Nak
Dan kami semua berteriak-teriak
Di depan gedung tinggi, minta keadilan
Minta hak kami, tak lebih dan tak kurang
Ah, cepatlah besar, Nak, bayi dalam buaian
Walau Bapak tak ingin kau kenal kekejaman
Di pundakmu ingin kami letakkan
Beban berat yang tak sanggup kuperjuangkan
Cepatlah besar, Nak, bantu Bapak
Agar tulang Bapak tak lagi rapuh,
dimakan mesin gemuruh
Agar kulit Bapak tak lagi gosong,
terpanggang omong kosong
Kalau kau besar, Nak, jangan seperti Bapak
Yang hanya bisa menangis melihat ketidakadilan
Ilmu terbentang luas di hadapan
Capailah, renggut dan amalkan
Agar kau mampu, Nak, maju dan tundukkan
Segala rintangan, capai impian.
Jika kau bangun esok dari peraduan
Panjatkanlah doamu yang tulus, wahai anakku, bayi dalam buaian
Agar`aku masih sempat melihat mentari yang membias pancarkan
Sisa-sisa semangatku yang terwariskan Karena aku tahu: aku bakal ditangkap keesokan!
Best,
Adilla
No comments:
Post a Comment