Found this from here. Satirically funny, and sadly, a little bit TOO TRUE.
And all you have to do is to practice what you preach....
Basa Basi Tidak Sopan (Ria Coats - Amerika)
Menanggapi artikel basa basi yang ngga sopan. Saya juga punya pengalaman unik mengenai komentar bangsa Indonesia terhadap diri saya. Kebetulan sejak kecil saya terlahir dengan tubuh besar (bongsor) yang bila dibanding wanita Indonesia lainnya. Seperti angka sepuluh. Sejak kecil saya sudah kenyang dihina, dicela, dan dikomentari macam macam, baik dari teman teman saya di Al-Azhar dulu sampai teman saya di SMA 70, sanak keluarga, abang abang becak, bajaj, ojek, pedagang kaki lima, dan teman kerja sekalipun.
Hinaannya bermacam macam. Dari si gendut, si gembrot, si gajah bengkak, si jumbo jet, si adiknya doel (doel sinetron), sampai komentar: kurusin dong, diet dong, nanti ngga laku lho, nanti ngga ada laki laki yang mau kawin sama kamu, sampai saat mencari kerja, ada bebebrapa human resource atau direkturnya menolak saya karena bentuk tubuh saya. Salah satu company yang langsung menolak saya adalah NEC. Saya di interview dan di test, semua lulus. Pada saat interview terakhir, ketemu sama bos besar, orang Jepang. Setelah interview saya disuruh menunggu di luar, dan HR masuk ke dalam. Mereka membahas hasil interview saya, kemudian HR datang kembali dan langsung berbicara saya bahwa the big boss tidak berkenan kepada saya karena ukuran tubuh saya. Sayang di Indonesia sexual harassment or race harassment belum dijunjung tinggi di Indonesia.
Nah, sampai akhirnya saya hengkang ke Amerika. Saya menemukan kesejukan di telinga. Tidak ada satupun bule bule di sini berkomentar macam macam tentang keadaan fisik saya. Malah, saya termasuk petite and slim disini, karena di Midwest ini kebetulan wanita wanitanya obese sekali. Dan surga yang lainnya saya bisa menemukan baju ukuran saya dengan mudah sekali. Tidak harus menahan hati dikomentari: tidak ada ukurannya mbak, seperti kalau saya berbelanja di Indonesia.
Tetapi komentar tidak sopan masih saya terima setiap perayaan 17 Agustus di Kansas. Kalau saya bertemu dengan teman sebangsa, pasti mereka akan berkata: ya ampun, kurusin dong, diet dong, apa ngga berat tuh, bisa lari ngga. Makannya apa sih kok bisa gendut begitu ?. Makannya 10 kali sehari ya…dan komentar itu bukan keluar dari teman dekat saya tetapi dari orang Indonesia yang belum pernah saya kenal sebelumnya atau Cuma bertemu setahun sekali. Jawaban saya simple dan beragam. Ah saya ngga mau kurus, nanti yang naksir makin banyak. Gendut saja yang antri banyak kok. Atau saya berkomentar, iya nih, saya makan banyak, iri ya, ngga bisa makan sebanyak saya…. Kebanyakan kalau saya jawab seperti itu mereka langsung diam, mundur, dan bisik bisik di belakang. Who care…!!!.
Mencari kerja pun mudah disini. Tidak ada satupun human resource yang menolak saya karena ukuran tubuh saya. Asal punya skill dan otak. Pasti diterima. Baru baru ini saya pulang ke Indonesia menengok keluarga dengan teman African American saya. Dia bertubuh sangat besar, tinggi 6 feet 2 inch dan berat 300 pound. Lalu saya belanja di pasar mayestik, begitu saya masuk pasar. Pedagang pedagang disana langsung memelototi saya dari ujung kepala ke ujung kaki, malah ada yang berani colak colek dan mencubit tangan saya. Dan berkomentar, ya ampun gendut banget sih mbak, makan apa ?. Langsung saya panggil teman African American saya. Ini lho, saya makan ini orang, bentar lagi habis beli bumbu di pasar, saya mau masak nih orang. Langsung deh mereka diam seribu bahasa. Teman saya si Brandy langsung bertanya ada apa. Setelah saya jelaskan langsung dia tertawa terbahak bahak.
Then she said” lucky, I don’t understand what you people said about this ridiculous things. If I understand, they can taste my big nice punch”. Owalah Brandy, seandainya kamu tahu, sepanjang jalan kenangan kita di Indonesia, Apa dan baiamana tanggapan bangsaku kepadamu dan kepada saya sendiri, pasti seluruh kosakata perbendaharaan kata kata manis akan keluar dari mulutmu dan pasti liburan kita menjadi tidak menyenangkan dan pasti cerita yang kamu akan bawa ke negeri Pam Sam tentang bangsaku akan menjadi sangat negative.. Untung saja aku tidak mau menterjemahkannya. Because I still love Indonesia no matter what
2 comments:
gak usah kuatir sama ledekan, non...
Pritha udah kebal dibilangain nggak numbuh dan nggak ngembang saking pendeknya ;)
Hehehe...buat self-reminder Mbak Pritha, soalnya easier said than done :).
Thanks for the advice yah...Btw gimana kabar bukunya? :)
Post a Comment