Thursday, September 14, 2006

Serigala Tua dan Kendaraan Cahaya



Setiap manusia adalah serigala. Bukan, bukan bagi sesamanya. Ia sendiri adalah serigala, utuh dan satu.
Ada seekor serigala tua yang begitu mencintai kebebasan dan membutuhkan kebebasan itu seperti ia membutuhkan nafas pada detik kehidupannya. Seperti ia membutuhkan hujanan cinta Penciptanya.
Serigala yang gelisah.
Serigala yang ingin berlari sejauh mungkin dari kawanan kelompoknya.
Serigala yang lelah karena lolongannya tak lagi sejalan dengan lolongan kelompoknya.
Serigala yang berbeda.
Serigala yang penasaran dengan rasa embun di pucuk cemara dan ingin menggapainya.
Serigala yang tak pernah bosan melihat pantulan wajahnya di bulan purnama.
Serigala yang sendu.
Serigala yang mengerti bahwa ia takkan pernah bisa terus berlari tanpa terlempar dari pusaran waktu.
Serigala yang mengerti perasaan pertapa di senyap guanya.
Serigala yang menggigit habis kesunyian dan memeluk sunyi itu saat ia tidur.
Serigala tua yang resah.
Serigala yang ingin kendaraan cahayanya, agar kaki tua itu bisa berhenti mengelus bumi saat ia berlari.
Ya, serigala yang ingin berburu lagi, tapi merasa usia menahannya setiap hari.
Serigala tua itu.

2 comments:

Anonymous said...

manusia adalah serigala atau serigala seperti yang disebut itu manusia?

Adilla said...

Bisa diartikan keduanya :). Btw anonymous ini siapa ya? Boleh tahu? Makasih dah comment :).